Hold My Hand, Don’t Look Back!

She… may be the reason I survive
The why and wherefore I’m alive
The one I’ll care for through the rough and ready years…
Me I’ll take her laughter and her tears
And make them all my souvenirs
For where she goes I’ve got to be
The meaning of my life is… She…

Halo haloo, P-assengers! Lama tak jumpa rasanya huehuehue. Kalau kalian penasaran, tulisan di atas merupakan lirik dari lagu “She” karya Charles Aznavour. Lagu ini merupakan lagu yang sangat tepat untuk mengiringi novel berjudul “Hold My Hand Don’t Look Back” karya Ida R. Yulia, karena lagu ini bisa dibilang merupakan soundtrack untuk novel ini dan punya peran penting juga buat jalan ceritanya.

Nah! Sebelum kita tenggelam lebih lanjut ke novel ini, Saya mau ngasih info dulu nih, kenapa tiba-tiba semua anggota PIDAS jadi me-review novel begini.

Jadi, sehubungan dengan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2017 kemarin, PIDAS mengadakan sebuah kegiatan yang bernama PENTAS! Di PENTAS ini kita sesama anggota PIDAS, bertukar buku yang nantinya harus kita baca dan kita buat artikelnya. Nah, kebetulan Saya dapat buku karangan Ida R. Yulia ini. Reaksi pertama Saya agak kaget ya sebenernya dapat buku yang bertema Korea gini, tapi ternyata buku ini banyak menyimpan banyak harta karun!

Buku ini bercerita tentang Hwan Sang Hyeong, seorang remaja yang berumur 16 tahun dan tinggal bersama Ibunya di Seoul, Korea Selatan. Ayah dan adik perempuannya sudah 10 tahun meninggalkannya dan ibunya ke Kanada. Di Kanada, Ayahnya menikahi seorang perempuan lain. Hwan Sang Hyeong sangat amat menyayangi ibunya yang bekerja dengan sangat keras menghidupinya membanting tulang tanpa sosok seorang kepala keluarga. Dia memiliki rasa kebencian tersendiri terhadap ayah dan adiknya yang dia anggap menelantarkan dia dan ibunya.

Namun, suatu saat Ayahnya, James Miller dan adiknya, Claudia Miller datang kembali ke Korea Selatan setelah istri baru ayahnya meninggal. James datang kembali untuk menikahi Ibu Hwan Sang Hyeong, yaitu Hwan Eun Ji. Yeonggie (Panggilan Hwan Sang Hyeong) terpaksa untuk menunjukan rasa senang menyambut kembali Ayah dan Adiknya itu demi membahagiakan Ibunya.

Ada banyak sekali cerita menarik yang terkandung di novel ini. Mulai dari awal pernikahan kembali Ayah dan Ibu Yeonggie yang harus dihadapi Yeonggie dengan muka dua, hingga perjuangannya mengasuh adiknya yang di-bully di sekolah barunya yang kebetulan sama dengan Yeonggie.

Saya di sini tidak mau terlalu banyak bahas ceritanya karena nanti jadi Spoiler dan yang baca jadi dendam sama saya hehe. Tapi saya mau bahas satu makna yang sebenarnya sederhana, tapi sangat penting untuk selalu kita ingat dan emban.

“Terima kasih telah memberiku contoh nyata bagaimana memaafkan seseorang dan melanjutkan hidup tanpa melihat ke belakang, Eomma”

 Memaafkan dan melupakan mungkin memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Terutama jika kita sudah memiliki dendam yang sangat mendalam di dalam hati kita. Di novel ini, kita dapat melihat perjalanan Hwan Sang Hyeong dalam menjalani hidup barunya bersama ayah dan adiknya yang dipenuhi dengan dendam. Tapi Ibunya, selalu bisa memberikan contoh bagaimana memaafkan kesalahan mereka dengan setulus hati. Ibunya telah berhasil membuatnya sadar, bahwa terkadang kita harus bisa memaafkan dan melupakan agar bisa melangkah ke depan menuju hidup yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *