Setahun Sehati: My Journey With PIDAS

Halo P-assengers!

Ketemu lagi sama gue setelah sekian lama! Kangen gak? Haha. Tau gak gue siapa? Nama gue Andini Puspo Sari dari Departemen Cetak. Hari ini gue mau bagi tugas terakhir gue di kepengurusan Incredible. Iya, terakhir! Jangan sedih, karena gue sih gabakal kemana – mana kok. Makanya jangan bosen ya. Kalian gatau kan tugasnya tentang apa? Hari ini gue mau ngebahas apa aja yang terjadi di PIDAS selama satu tahun ini dari sudut pandang gue pribadi. Eh, jangan bandingin artikel gue sama yang lain ya, jelas beda lah kontennya! Sekian basa – basi, let’s get down to the good stuff!

Apa saja yang berubah dari dalam gue dan lingkungan sekitar gue selama satu tahun di PIDAS?

Hm, kalau ngebahas tentang apa yang berubah.. Gue rasa banyak ya. Nih, sekedar info biar ceritanya masuk akal, gue kasih tahu dulu ya gue dari SMP mana. Gue tuh dulu SMPnya di CIKARANG. Iya, beda kan dengan yang SMPnya deket – deket gitu? Dari sekian banyak kawan – kawan SMP gue, gaada satupun yang ikutan daftar di SMAN 81. Jadi, jelas dong gue minder parah pertama kali kesini? Teman seangkatan aja gaada yang gue kenal, gimana mau kenal guru ataupun kakak kelas? Jujur, selama di SMP tuh gue percaya diri dan out – there banget orangnya. Jadi, serasa culture shock gitu ketika masuk SMA.

Itu salah satu alasan gue masuk PIDAS juga. Gue mau kepercayaan diri gue kembali lagi. Gue mau kenal lebih banyak orang, membuat koneksi, mau itu dari teman seangkatan, kakak – kakak kelas, dan orang – orang lain pula. Dulu semua orang selalu bilang bahwa PIDAS itu ekskul ter – rame yang ada di SMAN 81. Ya pastinya gue tertarik dong!

Eh berarti kalau gue masuk ekskul ini, kemungkinan gue dapat teman – teman baru dan nama gue diingat orang jadi tinggi kan?“, pikir gue.

Ternyata benar! Kayanya yang berubah lebih ke guenya ya daripada orang lain yang berubah? Gue jadi lebih nyaman di sekolah, lebih berani mengutarakan pendapat, lebih banyak kenalan, dan lain – lain!

Dari gue yang dari Cikarang sendiri, gak kenal siapa – siapa, jadi gue yang punya teman di tiap kelas plus kakak kelas pula! Wah, perkembangan pesat, kan? Tapi mungkin gue terlalu melihat ini dari satu sisi saja. Gue yakin fakta bahwa gue lebih nyaman dengan orang – orang lain juga berakar dari orang – orang lain itu pula yang berubah dengan cara yang sama seperti gue. Lebih percaya diri, dan lain sebagainya.

Apa saja yang gue pelajari selama setahun di PIDAS?

Waw, banyak banget yang pastinya. Agak ngeselin gak kalau gue bilang salah satunya adalah cara membuat mading yang baik? Hahaha. Oke oke, serius sekarang. Hal terpenting yang telah gue pelajari jujurnya adalah cara bekerja sama dan membuat koneksi dengan orang lain. Bekerja sama mau itu sesama anggota satu departemen, beda departemen, ataupun di luar PIDAS. Rasanya tuh seperti kerja kelompok yang tidak pernah berakhir, haha.

Tanpa PIDAS, gue gak kebayang bagaimana gue bisa dekat dengan orang sekian banyak seperti sekarang ini. Tak hanya dua hal itu, cara mengatur waktu juga salah satu hal yang gue pelajari di PIDAS. Apa? Ada tugas artikel dengan deadline tiga hari lagi? Ah, gampang itumah! Haha, sebenarnya masih banyak lagi sih. Contohnya, menghargai kerja orang, berpikir inovatif, dan lain sebagainya. Oke, sekolah juga dapat mengajarkan hal – hal itu. Tapi, proses mencapainya yang pasti dipermudah dengan gue gabung PIDAS.

Hal membanggakan apa yang telah gue lakukan dalam setahun ini?

Hmm… Jawaban termudah pastinya adalah keikutsertaan gue dalam acara SHARE 2018. Bukan hanya bangga terhadap diri gue sendiri, tapi juga kepada anggota – anggota PIDAS lainnya yang selalu berjuang merealisasikan acara SHARE tersebut. Gue bangga bisa bergabung membagi kepedulian kepada anak – anak panti dan mengalaminya bersama anggota – anggota PIDAS yang lain (eak).

Oh iya, gue juga bangga yel – yel yang dulu gue bantu bikin ketika RKAT bisa membuat Cetak menang, haha. Itu juga patut dibanggakan, kan?

Pengalaman paling berkesan di PIDAS?

Waduh sepertinya posisi ‘paling berkesan’ itu seri deh antara bidding SHARE yang membuat deg – deg an dan waktu beberapa kali CFD untuk SHARE yang membuat kedinginan. Pokoknya perjuangan menuju SHARE adalah saat – saat paling berkesan bukan hanya di PIDAS tapi juga selama di sekolah pula.

Mau itu saat – saat pusing mencari tempat mencetak proposal SHARE ataupun saat – saat frustasi CFD ketika hujan sampai hampir semua orang membeli jas hujan di abang – abang lewat. Memikirkan dua hal itu saja membuat gue capek. Jujur, kalau kita mau membahas kedua pengalaman itu dengan detail, pasti ikut capek juga bacanya. Mungkin lebih tepat kalau kedua kisah itu gue simpan saja untuk artikel berikutnya, ya?

Bagaimana kabar impian yang gue tulis di artikel pertama? Adakah yang sudah tercapai? Adakah yang berubah? Adakah yang bertambah?

Kabar impian gue baik kok, makasih udah penasaran. Kalau masalah sudah tercapai atau belum, ya belum lah! Impian gue kan mau masuk FKUI, lulus aja belum. Berubah sih… Kayanya engga. Kenapa ‘kayanya’? Ya karena jujur gue masih bimbang di stase hidup gue ini. Minat gue sih di hal – hal medis… Tapi nilai biologi gue memprihatinkan (aduh lebay). Doain aja ya! Bertambah… Hmm.. Sekarang gue tuh lagi minat dengan halnya teater. Bukan aktingnya tapi yang gue minatin banget! Tapi direktingnya!

Mungkin kalau impian awal gue gagal (jangan sampai sih), masih ada kesempatan untuk gue di bidang yang lain. MUNGKIN JURNALISTIK JUGA BISA GUE INCAR! Yasudahlah, gue masih ada waktu. Jangan sampai gue nanti malah mendedikasikan hidup gue untuk hal yang gak gue minatin.

Ya, sekian sih kisah panjang kali lebar gue tentang pengalaman setahun di PIDAS. Gak kerasa sudah setahun. Terus diikutin ya perjalanan gue di setahun berikutnya, P – assengers!

Love you all,

Andini~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *