Terus Bergerak Tanpa Lelah

Sabtu, 17 September 2016

06.00
Kami semua sudah mulai berbaris di lapangan sekolah dengan rapih menunggu instruksi yang akan disampaikan oleh bapak ibu guru, ketua komite, dan salah satu perwakilan dari pihak marinir.

06.30
“Halo halo lapan satu.. Hari ini hari luar biasa. Halo halo lapan satu.. Suara kami menggema di udara”
Kami bernyanyi sambil berjalan menuju mobil tronton yang sudah disiapkan. Ramai. Semuanya sudah tidak sabar ingin menaiki tronton nya masing masing sesuai dengan yang telah ditentukan. Lalu kami dibagikan roti dan air mineral untuk perbekalan selama perjalanan menuju bumi marinir cilandak.

08.00
“Ayo cepat nak! Cepat, cepat berbaris”
“Hati hati nak turunnya. Langsung baris ya”
“Ini barisannya gimana deh ya bingung gue

Semua anak langsung mencari teman regunya masing masing. Entah barang kami ada yang tertinggal atau tidak, yang penting berbaris. Setelah itu, laki-laki dan perempuan ditempatkan di mess yang berbeda. Saya kira Mess akan terlihat biasa saja, ternyata kami ditempatkan yang ruang sepertinya aula dan sudah disediakan tandu tandu untuk tempat peristirahatan nanti.

“Eh ayo buruan disuruh baris kumpul lagi!”
“Ayo jangan lama lama, nanti dimarahin”

Kami semua langsung meninggalkan aktivitas yang sedang dilakukan dalam Mess tadi, dan berlari menuju lapangan. Disana anak laki laki sudah berbaris dengan rapi didampingi oleh marinir marinir yang akan melatih kami.

“Ayo yang perempuan cepat menyesuaikan barisannya!”
“Jangan ikuti buku panduan LDKS kalian! Cepat isi barisan yang kosong”

Saya merasa sangat bingung. Semua anak perempuan juga saling berpandang-pandangan seolah tidak mengerti apa yang ingin dilakukan sekarang. Dan ternyata setelah salah seorang pelatih marinir berteriak, saya pun paham. “Sekarang lagi diatur kompi-pletonnya.. apa yang ada di buku panduan dirombak lagi, mungkin bertujuan agar kami mengenal satu sama lain..”. Saya mendapatkan urutan Kompi 2 dan Pleton 2, bersama dengan salah satu teman dekat saya, Cynthia.

09.00
“Garuda pancasila, akulah pendukungmu. Patriot proklamasi.. Sedia berkorban untukmu”
Teriak kami sambil berjalan menuju lapangan utama untuk upacara permbukaan LDKS. Semua anak dan para pelatih dengan rapih berbaris di lapangan.

Upacara dimulai. Beberapa anak sudah merasa tidak kuat untuk berdiri lama-lama dibawah terik sinar matahari. Termasuk temanku, Nanda, mukanya sudah pucat sekali, badannya terlihat lemas.

Upacara selesai. Kami semua melakukan sesi foto didepan spanduk “PELATIHAN KEDISIPLINAN SMU 81 JAKARTA”.

Sudah beberapa jepretan yang tersimpan dalam kamera, tiba tiba terdengar suara tembakan jarak dekat. Semua anak kelas X langsung berhamburan menuju rerumputan. Entah mereka mau kemana. “Bukannya kalau ada tembakan aturan kita tiarap ya..” ucap saya dalam hati. Ternyata benar. Salah satu pelatih langsung berteriak, “Mau kemana kalian! TIARAP TIARAP TIARAP!”, “Kepala ditundukkan! Anggota badan lurus, rata!”
Kami melakukan hal yang mereka sebutkan. Disambut lagi salah satu pelatih memeritahkan kita untuk guling ke kiri 2 kali dan ke kanan 2 kali.

09.35
Seluruh kompi berkumpul untuk mendapatkan sedikit tour dalam sarang petarung ini. Dari mulai gedung, tempat latihan tembak, danau, tempat tank, tempat latihan dan masih banyak lagi.
Setelah itu, masing masing kompi memisahkan diri. Saya, termasuk kompi kuning berkumpul di atas tanjakan dibawah pohon rindang. Disini kami berkenalan dengan pelatih yang akan terus mendampingi kompi kuning. Disini kami juga mulai berlatih yel-yel untuk ditampilkan pada saat upacara penutupan nanti.

13.30
Semua siswa kelas X berkumpul dengan masing masing kompinya. Kami disuruh berbaris per-pleton.
“Hadap kiriii.. gerak!”
“Jalan di tempaatt.. gerak!”
Ya. Kami diberi pelatihan PBB oleh para pelatih disana. Cukup berat, karena terik matahari tetapi bermanfaat pula untuk kedepannya.
Kami terus berlatih baris-berbaris sampai menjelang maghrib.

18.00
Selesai sholat maghrib, kami berkumpul di “ruang aula” para marinir. Kami makan malam disana, dan diadakannya jam pengasuhan.
Waktu terus berjalan. Sudah pukul 21.00, lampu Aula dimatikan. Salah satu marinir, berbicara yang ternyata bertujuan untuk dilaksanakannya renungan malam suci. Entah apa yang dikatakan, mata saya sudah sangat berat, rasanya ingin sekali kembali ke mess dan beristirahat.

24.00 (Minggu, 18 September 2016)
Para pelatih memisahkan kami menjadi 28 tim. Saya termasuk anggota tim ke-12. Lampu ruang aula yang tadinya sempat dinyalakan, dimatikan kembali. “Jurit malam pastinya” pikirku.
Tim pertama sudah pergi duluan. Saya dan teman-teman, menunggu giliran sambil tidur ataupun mengobrol. Banyak anak yang bisa tidur terlelap, sementara saya masih terus berusaha untuk tidur. Mungkin kondisi tempatnya membuat saya tidak nyaman.

02.00
Tiba giliran team saya untuk melaksanakan jurit malam. Cuaca juga sedang tidak mendukung, rintik hujan sedikit membasahi kacamata saya. Salah satu pelatih menginstruksikan kami jika ada “gangguan” tertentu kita bisa berbicara dengan kode “mayat”, jika dijawab “busuk” maka itu adalah “mentor” team kami.

Selesai perjalanan jurit malam, sepatu saya basah dan berat akibat lumpur. Kami menunggu team yang lain di lapangan sambil memakan snack.

06.00
Setelah istirahat di mess, kami dipanggil kembali ke lapangan untuk melakukan senam pagi bersama. Dan diberitahukan bahwa setelah ini akan diadakan outbond. Sebagian anak masih ada yang semangat, sebagian ada pula yang mengeluh ingin beristirahat.

07.30
Seingat saya ada 4 jenis outbond yang dilakukan yaitu, lempar kapak, dayung, memindahkan air dengan pipa, menjatuhkan telur.
Jenis outbond yang paling saya suka adalah lempar kapak. Yap, mungkin karena menurut saya keren seperti film action, tapi lempar kapak juga melatih ketangkisan dan kefokusan kita.

Waktu yang tersisa tidak banyak, sehingga team saya sedikit terburu buru dan tidak sempat menyelesaikan apa yang diinstruksikan.

Setelah outbond selesai, kami semua dipersilahkan untuk menaiki tank! Cukup menyenangkan, tetapi saat itu udara juga terasa panas..

13.30
“Semua berkumpul di lapangan utama untuk diadakan upacara penutupan”
“Cepat berbaris! Waktu kalian hanya 6 seri!”
Semua anak berlari dengan cepat untuk menemukan barisannya masing-masing. Barisan harus diatur dengan rapih, sesuai dengan tinggi badan anak.
Upacara dimulai, semua anak mengikutinya dengan tertib. Acara ini sudah resmi ditutup, kami semua merasa lega LDKS tahun 2016/2017 telah dilaksanakan.

Nah, teman- teman, cerita di atas merupakan pengalaman saya saat mengikuti LDKS kemarin. Melelahkan tapi banyak sekali loh manfaatnya. Salah satu contohnya yaitu kedisiplinan dalam me-manage waktu, selama mengikuti kegiatan LDKS kita dilatih untuk bergerak cepat dan tidak bertele-tele. Lalu kita juga jadi belajar bahwa segala rintangan yang ada harus dilalui dengan rasa semangat! Disana, saya juga belajar untuk berani menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *