Rumah Joglo, Rumah yang Kaya Filosofi

Halo, P-assengers! Kembali lagi nih sama aku, Sasha. Pada artikel kali ini, aku mau berbagi informasi ke kalian seputar kebudayaan Indonesia. Sudah kita ketahui bersama bahwa kebudayaan yang dimilki oleh Indonesia sangatlah beragam. Budaya Indonesia meliputi budaya nasional, budaya lokal, maupun kebudayan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka tahun 1945. Indonesia telah dikenal sebagai negara yang paling kaya akan ragam budayanya di tingkat internasional. Beberapa budayanya pun sudah diakui oleh dunia dan sudah tercatat oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Beberapa budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO antara lain Candi Borobudur, wayang kulit, keris, gamelan, batik, sekaten, dan masih banyak lagi.

Nah, pada artikelku kali ini, aku ingin berbagi informasi ke kalian tentang kebudayaan dari suatu daerah yang menarik menurutku, yaitu daerah Jawa Tengah. Mengapa menarik? Tidak lain karena, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang masih sangat kental budayanya. Bisa kita lihat, walaupun jaman sudah modern seperti ini, namun masih sering kita jumpai masyarakat yang melestarikan kebudayaannya seperti dalam adat pernikahan dan lainnya. Begitu juga pada rumah adatnya yaitu Rumah Joglo. Sangat menarik untuk mencari tahu seputar rumah adat Jawa Tengah ini sebab rumah ini secara langsung akan bersinggungan dengan nilai-nilai luhur dan filosofi. Jadi,  rumah ini bukan sekedar hunian.

 

750x500x5417b4f09c246457364777.jpg.pagespeed.ic.3SJr5C7shV

Rumah Joglo merupakan bangunan arsitektur tradisional Jawa Tengah. Rumah Joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama atau empat pilar penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru. Tiang utama ini masing-masing mewakili arah angin seperi arah barat, utara, selatan, timur. Jika bagian-bagiannya dibedah, maka rumah adat Jawa Tengah ini terdiri atas beberapa bagian yakni pendhopo, pringgitan dan juga omah ndalem/omah njero. Yang dimaksud dengan Pendhopo adalah bagian Joglo yang lazim dipakai untuk menjamu tetamu. Sementara itu, Pringgitan sendiri merupakan bagian dari ruang tengah yang umum dipakai menerima tamu yang lebih dekat. Sementara itu, yang dikenal dengan istilah Omah Ndalem atau Omah Njero adalah ruang dimana keluarga bisanya bercengkrama. Ruang keluarga ini pun dibagi lagi ke dalam beberapa ruangan (kamar/senthong), yakni senthong tengah, kanan dan juga kiri.

Dalam ruang ini terdapat tiga buah senthong (kamar) yaitu senthong kiri, senthong tengah dan senthong kanan. Terjadi penerapan prinsip hirarki dalam pola penataan ruangnya. Setiap ruangan memiliki perbedaan nilai luhur, ruang bagian depan bersifat umum (publik) dan bagian belakang bersifat khusus (pribadi/privat). Uniknya, setiap ruangan dari bagian teras, pendopo sampai bagian belakang (pawon dan pekiwan) tidak hanya memiliki fungsi tetapi juga sarat dengan unsur filosofi hidup etnis Jawa.

 

 

xJavanesehousecompound.jpg.pagespeed.ic.AfDzh8pisV

Lebih detail lagi bisa dilihat dalam segi pemetaan ruang Rumah Joglo ada tiga peta ruang utama yaitu: 1) Pendopo, 2) Pringgitan, dan 3) Dalem. Pendopo letaknya di depan, dan tidak mempunyai dinding atau terbuka, hal ini berkaitan dengan filosofi orang Jawa yang selalu bersikap ramah, terbuka dan tidak memilih dalam hal menerima tamu. Pada umumnya pendopo tidak di beri meja ataupun kursi, hanya diberi tikar apabila ada tamu yang datang, sehingga antara tamu dan yang punya rumah mempunyai kesetaraan dan juga dalam hal pembicaraan atau ngobrol terasa akrab rukun (rukun agawe santosa).  Pringgitan memiliki makna konseptual yaitu tempat untuk memperlihatkan diri sebagai simbolisasi dari pemilik rumah bahwa dirinya hanya merupakan bayang-bayang atau wayang dari Dewi Sri (dewi padi) yang merupakan sumber segala kehidupan, kesuburan, dan kebahagiaan. Dalem atau ruang utama dari rumah joglo ini merupakan ruang pribadi pemilik rumah. Dalam ruang utama dalem ini ada beberapa bagian yaitu ruang keluarga dan beberapa kamar atau yang disebut senthong. Biasanya senthong itu ada tiga, dan dipergunakan masing-masing untuk kamar tidur laki-laki, kamar menyimpan benda pusaka, dan kamar tidur perempuan.

Tak hanya pembagian ruangan, beberapa fitur Joglo juga melambangkan nilai filosofis yang dalam. Sebut saja bagian pintu rumah Joglo yang berjumlah tiga. Pintu utama di tengah, dan pintu lainnya ada di kedua sisi (kanan dan kiri) rumah.Tata letak pintu ini tidak sembarangan. Ia melambangkan kupu-kupu yang sedang berkembang dan berjuang di dalam sebuah keluarga besar. Selain itu, di dalam Joglo juga dikenal sebuah ruangan khusus yang diberi nama Gedongan. Ia berperan sebagai tempat perlindungan, tempat kepala keluarga mencari ketangan batin, tempat beribadah dan masih banyak lagi kegiatan sakral lainnya. Di beberapa rumah Joglo, Gedongan biasa digunakan multirangkap sebagai ruang istirahat atau tidur. Di lain waktu, ia juga bisa dialihfungsikan sebagai kamar pengantin yang baru saja menikah.

Meski, rumah ini diakui sebagai rumah adat asal Jawa Tengah, kita tidak bisa menjumpai rumah adat Joglo di setiap rumah masyrakat Jawa. Kira-kira mengapa ya? Sebab meski tampilannya cukup sederhana, namun kerumitan bahan baku serta pembuatan menjadikan proses pembangunan Joglo memakan biaya juga waktu yang melimpah. Dahulu, hanya kalangan priyayi dan bangsawan yang memiliki rumah apin ini. Kini, mereka yang bukan bangsawan tapi berduit bisa saja membangun rumah elegan dan klasik tersebut. Namun, kita masih bisa berkunjung ke Rumah Joglo di anjungan ataupun Rumah Joglo yang bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.

Dengan membaca seluruh penjelasan tadi, sudah bisa disimpulkan bersama bahwa rumah adat asal Jawa Tengah atau disebut Rumah Joglo ini merupakan rumah adat yang sangat kental dengan unsur budaya dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Jawa. Yang hingga sekarang, masih dilestarikan kebudayaan dan nilai-nilai luhurnya. Jangan sampai kita terbawa arus budaya modern, hingga lupa jati diri dan kebudayaan bangsa sendiri, ya!

Aku harap setelah membaca artikel ini, kalian bisa paham mengenai rumah adat Jawa tengah dan lebih tertarik untuk membuka wawasan kalian lebih jauh tentang kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang beragam. Kalau bukan kita yang melestarikan, lalu harus siapa lagi? Jangan sampai kebudayaan kita direbut oleh bangsa lain karena kita tidak menghargai kebudayaan tersebut, ya! Semoga artikelku kali ini bermanfaat untuk kalian semua. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya!

 

Sumber:

http://kebudayaan1.blogspot.com/2013/10/rumah-adat-jawa-tengah-joglo.html

https://www.arsitag.com/article/arsitektur-tradisional-omah-adat-jawa

 

One thought on “Rumah Joglo, Rumah yang Kaya Filosofi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *